6 Destinasi Wisata Religi dan Ziarah di Jakarta Timur yang Wajib Kamu Kunjungi

dian 22 September 2020

6 Destinasi Wisata Religi dan Ziarah di Jakarta Timur yang Wajib Kamu Kunjungi


6 Destinasi Wisata Religi dan Ziarah di Jakarta Timur yang Wajib Kamu Kunjungi

Hai Sobat Wisata!
DKI Jakarta yang menyimpan sejuta pesona menjadi destinasi wisata yang menarik dikunjungi. Mulai dari wisata kuliner, bangunan bersejarah dan lainnya. Tahukah kamu bahwa di Jakarta Timur terdapat beragam wisata religi dan ziarah yang wajib kamu dikunjungi. Berikut beberapa destinasi wisata religi dan ziarah yang direkomendasikan oleh Jakarta Tourism.


1. Vihara Amurya Bhumi

Vihara Amurva Bhumi adalah Vihara yang telah berusia lebih dari 330 tahun dan merupakan vihara tertua di Jakarta Timur. Vihara ini terletak di Pasar Lama, Jatinegara, Jakarta Timur.
Bangunan vihara ini didominasi oleh warna merah dan kuning. Di dalamnya terdapat patung Dewa serta lilin merah yang terus menyala sebagai simbol cahaya kehidupan. Cermin yang menghiasi sekeliling dinding yang sangat khas tionghoa menjadi simbol kesucian atau kebersihan. Terdapat pula tiga buah beduk di dalam Vihara. Beduk dibunyikan sebelum melakukan persembahyangan sebagai salah satu bentuk panggilan kepada para dewa   Vihara Amurva Bhumi selalu didatangi oleh umat Buddha yang ingin beribadah sehari-hari, selain itu pada saat imlek serta hari-hari besar lainnya, vihara selalu dipenuhi oleh para jemaat dari berbagai daerah

Cara menjangkau lokasi:
Anda dapat menggunakan KRL dan turun di Stasiun Jatinegara lalu berjalan menuru vihara selama 10 menit

2. Pura Aditya Jaya

Pura Aditya Jaya merupakan sebuah Pura Hindu yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur. Pura ini salah satu kebanggaan bagi Warga DKI Jakarta karena merupakan Pura terbesar di DKI Jakarta. Pura ini dibangun dalam tujuh tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 1972, dan tahap terakhir pada tahun 1997.

Wilayah Pura ini cukup luas, dan diisi dengan beragam bangunan dan ornamen dengan gaya khas Bali. Pengunjung yang datang ke Pura ini diwajibkan untuk mengenakan kain atau selendang. Saat memasuki lokasi, pengunjung akan dibuat nyaman oleh rindangnya sekeliling kompleks karena terlindung oleh pohon-pohon besar yang tumbuh.

Saat hari besar agama Hindu, ribuan umat Hindu datang mengunjungi Pura Aditya Jaya untuk melakukan ritual. Selain sebagai tempat ibadah, 
Pura Aditya Jaya juga difungsikan sebagai tempat latihan atau beragam pementasan kesenian Bali.

Cara menjangkau lokasi:
Pura Aditya Jaya terletak di Jalan Daksinapati Raya No. 10, Rawamangun, Jakarta Timur. Untuk sobat wisata yang ingin pergi ke Masjid tersebut bisa menjangkaunya dengan transportasi umum yakni, Bus TransJakarta dengan waktu operasional setiap hari dan 24 jam (tarif: Rp3.500,00).

Naik Bus TransJakarta dari Halte Cempaka Mas dengan rute Tanjung Priok - PGC 2 (koridor 10). Turun di Halte Utan Kayu Rawamangun dan lanjutkan dengan berjalan menuju lokasi. (sekitar 280 meter dan memakan waktu kira-kira 3 menit).


3. Masjid Jami Assalafiyah

Masjid Jami Assalafiyah berasal dari beberapa kata dalam bahasa Arab. "Masjid" adalah tempat peribadatan kaum muslim. "Jami" artinya besar. "Assalafiyah" berasal dari kata "[salaf]" adalah kependekan dari "Salaf al-Ṣāliḥ" (Arab: السلف الصالح), yang artinya "pendahulu yang saleh". Dalam sejarah Islam, "pendahulu yang saleh" ini merujuk kepada tiga generasi terbaik umat Muslim, yaitu sahabat, Tabi'in, dan Tabi'ut Tabi'in. Ketiga generasi inilah dianggap sebagai contoh terbaik dalam menjalankan syariat Islam. Sedangkan "yah" berarti pengikut. Sehingga, artinya "Pengikut Para Pendahulu Yang Saleh."

Masjid Jami Assalafiyah yang mulai dibangun pada tahun 1620 merupakan masjid bersejarah sekaligus bangunan cagar budaya yang ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Nomor 475 Tahun 1993. Selain itu, masjid ini dikenal juga dengan nama Masjid Pangeran Jayakarta (Achmad Jakerta) karena di kompleks masjid terdapat makam Pangeran Jayakarta, kerabat dan anaknya. Pangeran Jayakarta merupakan seorang pahlawan yang memiliki andil besar dalam perjuangan mengusir Belanda dari Ibukota. 

Masjid ini telah beberapa kali direnovasi dan diperluas, tetapi beberapa bagian masjid tetap dipertahankan sesuai bangunan awalnya. Menurut Kementerian Agama Republik Indonesia, Masjid Assalafiyah saat ini berdiri di atas tanah seluas 
7.000 m2 dengan luas bangunan 450 m2. Daya tampung jamaahnya 800 orang, dan jumlah pengurusnya 25 orang.

Cara Menjangkau Lokasi:
Masjid Assalafiyah terletak di Jalan Jatinegara Kaum, Klender, Jakarta Timur. Untuk sobat wisata yang ingin pergi ke Masjid tersebut bisa menjangkaunya dengan transportasi umum yakni, Bus TransJakarta dengan waktu operasional setiap hari dan 24 jam (tarif: Rp3.500,00).


Naik Bus TransJakarta dari Halte Cempaka Mas dengan rute Tanjung Priok - PGC 2 (koridor 10). Turun di Halte Pedati Prumpung dan lanjutkan dengan menggunakan transportasi daring menuju lokasi (estimasi tarif: Rp15.000,00 - Rp28.000,00).

4. Makam Pangeran Jayakarta

Salah satu kawasan wisata ziarah Islam yang sayang untuk ditinggalkan bagi anda yang datang ke Jakarta adalah Kawasan Jatinegara Kaum. Kawasan ini berlokasi di jalan Jatinegara Kaum No.49, RT.6/RW.3, Jatinegara Kaum, Kec. Pulo Gadung, Jakarta Timur.
  Kawasan Jatinegara Kaum merupakan perkampungan tempat Pangeran Jayakarta tinggal. Pangeran Jayakarta sendiri dikenal sebagai pemimpin Jakarta pada masa penjajahan Belanda tahun 1619-1640. Sejak tahun 1619 setelah pelabuhan Jayakarta dikalahkan oleh pasukan VOC di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen. Pangeran Jayakarta lalu melarikan diri ke Jatinegara dan menjadikan kawasan ini sebagai tempat pemerintahan. Ia lalu membangun sebuah masjid yang diberi nama masjid Assalafiyah. Di masjid ini, Pangeran Jayakarta mengatur strategi melawan Belanda hingga wafat pada tahun tahun 1640 dan di makamkan tepat di samping masjid. 
  Makam Pangeran Jayakarta sampai saat ini tidak pernah sepi dari peziarah yang datang dari berbagai daerah, terutama pada saat hari-hari besar Islam. Banyak masyarakat percaya bahwa berziarah dan berdoa kepada Tuhan di makam-makam para leluhur tersebut dapat membuat doa kita terkabul.

Cara Menjangkau Lokasi:

Untuk menuju ke Kawasan Jatinegara Kaum, anda dapat menggunakan kereta dan berhenti di stasiun Klender, lalu berjalan kaki menuju lokasi.

5. Makam Pangeran Sanghyang

Pangeran Sanghyang (Rd. Syarif Bin Pangeran Senapati Ngalaga) merupakan seorang tokoh agama yang berasal dari Banten. Pada masa hidupnya, Pangeran sanghyang aktif menyiarkan agama Islam serta berjuang mengusir penjajahan Belanda bersama tokoh-tokoh lainnya pada masanya. Pangeran Sanghyang pun sempat dibuang oleh VOC ke Sri Langka selama 4 tahun dari tahun 1746 hingga 1750
  Komplek makam Pangeran Sang Hyang ini dibangun pada abad ke-18 dan berlokasi hanya sekitar 100 meter dari makam Pangeran jayakarta  yaitu di Jalan Jatinegara Kaum No.55, Jatinegara Kaum. Makam ini dilindungi oleh sebuah bangunan permanen seluas 8 x 7 m dengan arsitektur bergaya Jawa-Isalm. Didalam bangunan tersebut terdapat makam Pangeran Sanghyang dan makam lainnya, diantaranya istri Pangeran Sang Hyang yang bernama Tembayung Sari. Pada bagian tengah bangunan terletak sebuah potongan pohon tua yang cukup besar. Bagian makam Pangeran Sang Hyang ditutup kelambu kain putih, sedangkan setiap nisannya ditutup kain berwarna hijau.

Cara Menjangkau Lokasi:
anda dapat menggunakan kereta dan berhenti di stasiun Klender, lalu berjalan kaki menuju Kawasan Jatinegara Kaum. Lokasi Makam Pangeran Sanghyang berada tidak jauh dari makam Pangeran Jayakarta  
6. Makam Pangeran Syarif Datuk Banjir

Pangeran Syarif Datuk Banjir merupakan salah seorang penyebar dakwah Islam di Jayakarta. Gelar Dato atau Datuk sendiri lazimmnya disematkan pada ulama atau tokoh yang disegani pada abad 17 hingga ke 19. Syarif Datuk Banjir juga diakui sebagai orang yang menyematkan nama Lubang Buaya.

Makam Pangeran Syarif Datuk Banjir terletak di kompleks makam keramat Lubang Buaya, Jakarta Timur. Posisinya tepat di balik tembok belakang Monumen Pancasila Sakti. Di kompleks ini, ada empat nisan berjajar yang seluruhnya merupakan keluarga Datuk.

Setibanya di depan lokasi pemakaman, peziarah akan disambut dia patung harimau kecil yang terletak di tiang depan kompleks. Memasuki ke sebuah kamar yang berukuran 2x3 meter, terdapat sebuah ranjang besi biru lengkap dengan aksesorinya. Di bawah ranjang tersebut, disebut terdapat makam Pangeran Syarif Datuk Banjir.

Cara Menjangkau Lokasi:
Makam Pangeran Syarif Datuk Banjir  terletak di Jalan Kramat P. Syarif No.3, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Sobat wisata yang ingin pergi ke lokasi tersebut bisa menjangkaunya dengan transportasi umum yakni, Bus TransJakarta dengan waktu operasional setiap hari dan 24 jam (tarif: Rp3.500,00).

Naik Bus TransJakarta dari Halte Semanggi dengan rute Pluit - Pinang Ranti (koridor 9). Turun di Halte Pinang Ranti dan lanjutkan dengan menggunakan transportasi daring menuju lokasi (estimasi tarif: Rp13.000,00 - Rp20.000,00).

1.jpeg

01.jpeg

2.jpeg

3.jpeg

4.jpeg

5.jpeg

6.jpeg
 

6 Destinasi Wisata Religi dan Ziarah di Jakarta Timur yang Wajib Kamu Kunjungi

Ulasan

Belum ada ulasan
Tambah Perjalanan Beri Ulasan wyst): ?>
Yang Harus Anda Coba
phone || $data->operasional): ?>
phone): ?>
INFO KONTAK
operasional): ?>
JAM OPERASIONAL
facilities): ?>
FACILITIES INFO
how_to): ?>
HOW TO GET THERE
further_info): ?>
FURTHER INFORMATION