Jelajah Wisata Religi dan Ziarah di Jakarta Utara

dian 05 October 2020

Jelajah Wisata Religi dan Ziarah di Jakarta Utara


Jelajah Wisata Religi dan Ziarah di Jakarta Utara

Hai sobat wisata!
Jakarta Utara yang memiliki beragam destinasi wisata menjadi wilayah yang tidak boleh sobat lewatkan untuk kunjungi.
Wisata religi dan ziarah dapat menjadi pilihan yang akan memenuhi kebutuhan spiritualitas sobat wisata. Berikut Jakarta Tourism rekomendasikan beberapa destinasi menarik yang dapat sobat wisata kunjungi,

1. Masjid Al Mukarromah atau Masjid Kampung Bandan
Masjid Al Mukarroham atau yang juga dikenal dengan nama Masjid Kampung Bandan awalnya merupakan sebuah mushola. Dalam bahasa Arab, nama masjid ini memiliki arti mulia atau yang dimuliakan. Masjid ini didirikan tahun 1789 oleh Sayid Abdul Rachman bin Alwi al-Syatiri. Masjid ini kemudian diteruskan putranya Sayid Alwi bin Abdul Rachman bin Alwi al-Syatiri di tahun 1913 dan selesai tahun 1917. kedua pendiri masjid ini juga dimakamkan di dalam ruang utama masjid.


Pada tahun 1972, masjid ini dijadikan cagar budaya. Bangunan masjid saat ini telah mengalami beberapa kali pemugaran secara total oleh Pemprov DKI Jakarta. Semua komponen bangunan diganti dan dibangun masjid baru dengan bentuk yang sama. Lantai masjid juga dipertinggi untuk menghindari genangan air karena sering terjadi banjir.
Di areal masjid ini terdapat pohon kurma yang berbuah saat Ramadhan, dan satu sumur tua dengan air tawar jernih. Rasa airnya seperti zamzam. Kini pengelolaan komplek masjid dan makam dilakukan oleh Yayasan Maqam Kramat Kampung Bandan yang saat ini juga mengelola TK Islam Al-Mukarromah dan Pondok Pesantren Yatim dan Dhuafa Al-Hasanah.

Cara Menjangkau Masjid Al Mukarromah atau Masjid Kampung Bandan
Masjid Al Mukarromah atau Masjid Kampung Bandan terletak di Jalan Lodan, Kampung Bandan, Pademangan, Jakarta Utara. Sobat wisata dapat menggunakan transportasi publik Bus TransJakarta menuju lokasi.

(Estimasi tarif: Pukul 05.00-07.00 WIB Rp2.000,00 dan Pukul 07.00-24.00 WIB Rp3500,00)
Naik TransJakarta dari Halte Kota dengan rute Blok M-Kota (Koridor 1) dan turun tepat di Kota. Lanjutkan dengan menggunakan transportasi daring menuju lokasi (estimasi tarif Rp13.000,00-Rp20.000,00),

Waktu operasional Bus TransJakarta: Setiap hari, 24 jam.

2. Gereja Tugu
Gereja Tugu dibangun pada tahun 1678 oleh Melchior Leydeckerdanmerupakan salah satu gereja tertua di Jakarta. Gereja ini awalnya terbuat dari kayu, namun lama kelamaan rusak dan lapuk sehingga pada tahun 1738, gereja diperbaiki dan disebut sebagai Gereja Tugu yang kedua. Lonceng yang dibangun di sisi gereja makin melengkapi penampilan gereja kedua ini.

Pada tahun 1740 bangunan gereja hancur habis terbakar ketika terjadi pemberontakan cina di Batavia. Tahun 1747 Gereja Tugu dibangun kembali oleh Pendeta Mohr dan di sahkan pada 29 Juli 1774 oleh Gubernur General van lm Hoft.
 
Gereja Tugu hingga saat ini masih berdiri tegak dengan bentuk bangunannya yang asli meski telah beberapa kali direnovasi yaitu berupa bangunan yang sederhana yaitu dinding gereja yang dicat putih, dengan jendela dan pintu kayu berwarna coklat. 

Cara menuju Gereja Tugu:
Sobat wisata dapat menggunakan transportasi publik Bus TransJakarta menuju lokasi.


(Estimasi tarif: Pukul 05.00-07.00 WIB Rp2.000,00 dan Pukul 07.00-24.00 WIB Rp3500,00)
Naik TransJakarta dari Halte Stasiun Jatinegara dengan rute PGC 2-Tanjung Priok (Koridor 10) dan turun tepat di Halte Plumpang Pertamina. Lanjutkan dengan menggunakan transportasi daring menuju lokasi (estimasi tarif Rp20.000,00-Rp35.000,00),
Waktu operasional Bus TransJakarta: Setiap hari, 24 jam.

3. Makam Portugis di Gereja Tugu
Makam Portugis yang terletak di Gereja Tugu menjadi destinasi wisata ziarah yang sering dikunjungi oleh Keturunan Portugis menjelang hari natal. Orang-orang yang diizinkan untuk dimakamkam di Gereja Tugu adalah orang-orang yang memiliki garis keturunan Portugis. Pada tahun 1970. Gereja Tugu dijadikan cagar budaya oleh Gubernur Ali Sadikin.

Sejarah yang melatarbelakangi kedatangan orang Portugis ke Kampung Tugu bermula pada tahun 1641, di mana Malaka yang saat itu menjadi pusat dagang bangsa Portugis mulai dikuasai pasukan Belanda. Saat itu, pasukan Belanda akhirnya dapat menguasai Malaka dan menawan orang-orang Portugis. Namun, setelah itu orang-orang Portugis itu dibebaskan kembali oleh Belanda hingga akhirnya mendapat sebutan sebagai kaum Mardijkers. Tahun 1661, orang-orang Portugis ini kemudian dipindahkan ke daerah yang saat ini bernama Kampung Tugu.

Cara Menjangkau Makam Portugis di Gereja Tugu
Makam Portugis di Gereja Tugu terletak di Jalan Raya Tugu Semper Barat No.20, Cilincing, Jakarta Utara. Sobat wisata dapat menggunakan transportasi publik Bus TransJakarta menuju lokasi.

(Estimasi tarif: Pukul 05.00-07.00 WIB Rp2.000,00 dan Pukul 07.00-24.00 WIB Rp3500,00)
Naik TransJakarta dari Halte Stasiun Jatinegara dengan rute PGC 2-Tanjung Priok (Koridor 10) dan turun tepat di Halte Plumpang Pertamina. Lanjutkan dengan menggunakan transportasi daring menuju lokasi (estimasi tarif Rp20.000,00-Rp35.000,00),

Waktu operasional Bus TransJakarta: Setiap hari, 24 jam.

4. Makam Mbah Priok
Habib Hasan Al Haddad atau lebih dikenal dengan Mbah Priuk adalah seorang ulama besar dan tokoh penyebar Islam di tanah Jakarta. Pada tahun 1756 yaitu saat Mbah Priok berumur 29 tahun, Mbah Priuk mengembuskan napas terakhirnya akibat sebuah kecelakaan di lautan. Jasad Mbah Priuk konon diiringi ratusan lumba-lumba ke pesisir pantai Tanjung Priuk dan akhirnya dimakamkan di Pondok Dayung.

Di kalangan masyarakat, makam Mbah Priok dikenal sebagai salah satu makam keramat. Hal itu karena oleh masyarakat, Mbah Priok dianggap sebagai seorang wali atau aulia yang memiliki kedekatan dengan Tuhan. 
 
Di kompleks makam, terdapat sebuat ruangan atau hall yang biasa digunakan untuk melakukan doa doa Bersama, disana juga terdapat sebuah kolam yang sumber airnya dipercaya membawa berkah.
 
Untuk datang ke Makam Mbah Priok, para pengunjung diwajibkan menggunakan pakaian yang sopan yaitu celana/rok panjang dan baju berlengan panjang serta kerudung bagi wanita.
 
Terdapat sebuah lapangan parkir yang luas di sekitar Makam Mbah Priok. Hal ini dikarenakan hingga saat ini, makam Mbah Priuk selalu didatangi oleh para rombongan peziarah dari penjuru nusantara yang biasanya menggunakan bus dan mobil mobil besar.
 
Cara menuju Makam Mbah Priok:
Untuk mengunjungi makam ini, anda dapat langsung datang ke alamat Jl. Jampea No.6, RW.1, Koja, Tj. Priok, Jakarta Utara.
Bagi yang ingin menggunakan kendaraan umum, anda dapat menggunakan Bus Wisata Jakarta (Bus tingkat) dengan jurusan Juanda – Makam Mbah Priok (koridor BW6). Bus ini berangkat persis dari depan pintu gerbang Masjid Istiqlal


1.jpg

2.jpg

3.jpg

4.jpg

Jelajah Wisata Religi dan Ziarah di Jakarta Utara

Ulasan

Belum ada ulasan
Tambah Perjalanan Beri Ulasan wyst): ?>
Yang Harus Anda Coba
phone || $data->operasional): ?>
phone): ?>
INFO KONTAK
operasional): ?>
JAM OPERASIONAL
facilities): ?>
FACILITIES INFO
how_to): ?>
HOW TO GET THERE
further_info): ?>
FURTHER INFORMATION